Kamis, 19 Oktober 2017

OXAMNIQUINE


Inhibitor
Oxamniquine
21738-42-1
[7-nitro-2-[(propan-2-ylamino)methyl]-1,2,3,4-tetrahydroquinolin-6-yl]methanol; Oxaminiquine; Oxamniquine; UK 4271; UK-4271; UK4271
21738-42-1
Oxamniquine, with schistosomicidal activity, is an antischistosomal drug used in the treatment of Schistosoma mansoni infection.
279.34
C14H21N3O3
Inquire
Inquire
CC(C)NCC1CCC2=CC(=C(C=C2N1)[N+](=O)[O-])CO
1S/C14H21N3O3/c1-9(2)15-7-12-4-3-10-5-11(8-18)14(17(19)20)6-13(10)16-12/h5-6,9,12,15-16,18H,3-4,7-8H2,1-2H3
XCGYUJZMCCFSRP-UHFFFAOYSA-N
Others

CAS 21738-42-1 Oxamniquine
 
Oxamniquine adalah tetrahydroquinoline semisynthetic dan mungkin dilakukan dengan cara mengikat DNA, mengakibatkan kontraksi dan kelumpuhan cacing dan kematian. Mekanisme biokimianya dihipotesiskan terkait dengan efek antikolinergik, yang meningkatkan motilitas parasit, serta penghambatan sintesis asam nukleat. Oxamniquine bekerja terutama pada cacing jantan, tapi juga menginduksi perubahan kecil pada sebagian kecil betina. Seperti praziquantel, ia meningkatkan kerusakan yang lebih parah pada tegument dorsal daripada permukaan ventral. Obat tersebut menyebabkan cacing jantan beralih dari sirkulasi mesenterika ke hati, dimana respon pembawa seluler menyebabkan eliminasi akhirnya. Perubahan yang terjadi pada betina bersifat reversibel dan terutama disebabkan oleh stimulasi jantan yang dihentikan sehingga cacing betina tidak mampu bertelur daripada efek langsung dari oxamniquine.
Dimana mekanisme kerjanya yaitu menghambat. Oxaminiquine merupakan anthelmintik dengan aktivitas schistosomicidal melawan Schistosoma mansoni, namun tidak melawan Schistosoma spp lainnya. Oxamniquine adalah agen dosis tunggal ampuh untuk pengobatan infeksi S. mansoni, dan dapat menyebabkan cacing bergeser dari pembuluh darah mesenterika ke hati, di mana cacing jantan dipertahankan; Cacing betina kembali ke mesenterium, tapi tidak bisa lagi melepaskan telur.
.
Efek Samping:
1. sakit kepala
2. mengantuk 
3. mual/muntah
4. urine kemerahan. 
 
PERTANYAAN:
1. Bagaimana interaksi dari obat ini?
2. Adakah obat yang mekanismenya sama dengan obat ini?
3. Bagaimana jika obat ini digunakan dalam jangka waktu yang lama?
 

14 komentar:

  1. menurut saya jika digunakan dalam jangka waktu panjang bisa menyebabkan kerusakan organ, ketergantungan dsb

    BalasHapus
    Balasan
    1. jika digunakan dalam jangka panjang akan menyebabkan terjadinya efek samping yang tidak di inginkan

      Hapus
    2. sebaiknya pemberian obat ini harus hati hati apabila pasien mempunyai kerusakan pada fungsi organ nya yaitu salah satunya ginjal.

      Hapus
    3. saya ingin menambahkan,penggunaan jangka panjang selain menyebabkan kerusakan organ juga akan memperparah efek samping dari obat tersebut sehingga dapat berakibat buruk pada penggunanya.

      Hapus
  2. terkait pertanyaan no 2, obat obat lain yang termasuk golongan obat schistosomiasis saya rasa banyak yang mekanisme nya sama dengan obat ini. contohnya adalah prazikuantel

    BalasHapus
  3. saya akan menjawab pertanyaan no 2
    prazyquantel memiliki mekanisme kerja yang sama dengan oxamniquine yaitu dengan cara menyebabkan kerusakan pada tegumental cacing dan menyebabkan kontraksi serta paralisis otot cerstode yang diakhiri dengan kematian pada cacing (EMEA, 1996; Vercruysse dan Claerebout, 2014). Penggunaan praziquantel akan menyebabkan kontraksi tetanik yang terus menerus sehingga terbentuk vacuola pada sel (focal vacuolization) dan disintegrasi integument cacing. Interaksi praziquantel dengan phospholipid dan protein menyebabkan ketidakseimbangan transport ion cation (ion positif) sehingga merusak membran integument. Hal ini akan menyebabkan gangguan metabolisme dan kontraksi otot tegumental yang diikuti paralisis pada cacing. Ketidakstabilan pada integument cacing menyebabkan cacing rentan terhadap sistem digesti hospes maupun reaksi imun hospes (Elsheikha et al., 2011).

    BalasHapus
  4. termasuk golongan obat schistosomiasis saya rasa banyak yang mekanisme nya sama dengan obat ini. contohnya adalah prazikuantel

    BalasHapus
    Balasan
    1. niridazol juga mempunyai mekanisme kerja yang sam dengan oxamniquin

      Hapus
  5. pertanyaan no 2
    hampir sama dengan jawaban sebelumnya, karena menurut artikel yang saya baca itu prazyquantel memiliki mekanisme kerja yang sama dengan oxamniquine yaitu dengan cara menyebabkan kerusakan pada tegumental cacing dan menyebabkan kontraksi serta paralisis otot cerstode yang diakhiri dengan kematian pada cacing (EMEA, 1996; Vercruysse dan Claerebout, 2014). Penggunaan praziquantel akan menyebabkan kontraksi tetanik yang terus menerus sehingga terbentuk vacuola pada sel (focal vacuolization) dan disintegrasi integument cacing. Interaksi praziquantel dengan phospholipid dan protein menyebabkan ketidakseimbangan transport ion cation (ion positif) sehingga merusak membran integument. Hal ini akan menyebabkan gangguan metabolisme dan kontraksi otot tegumental yang diikuti paralisis pada cacing. Ketidakstabilan pada integument cacing menyebabkan cacing rentan terhadap sistem digesti hospes maupun reaksi imun hospes (Elsheikha et al., 2011).

    BalasHapus
  6. jawban no 1
    oxamniquine mempunyai banyak interaksi dengan obat lainnya, diantaranya yang harus dihindari adalah penggunaan oxamniquine dengan obat tramadol, acetaminophen, bupropion, thioridazine, metrizamide, dan iohexol. Trimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. saya akan menambahkan interaksi obat oxamniquin dengan obat lain yaitu :
      Karbamazepin,Deksametason,Fosphenytoin,Phenobarbital,Fenitoin,Rifampin.

      Hapus
  7. no 3
    jika obat ini digunakan dalam jangka waktu yang lama dan dikonsumsi sesuai dengan aturan pakai maka tidak akan membahayakan kecuali pemakaian yang sudah menahun dapat menyebabkan kerusakan organ menyebabkan terjadinya efek samping dari obat itu sendiri,

    BalasHapus